14 Ramadhan 1430H: Baru-baru ini satu badan keagamaan Mesir telah mengeluarkan fatwa membebaskan para pemain pasukan bolasepak nasional dari berpuasa selama bulan Ramadhan menjelang berlangsungnya pertandingan bolasepak antarabangsa, kata seorang staf berkenaan. Namun kebanyakan para pemain menolak fatwa tersebut.
Fatwa tersebut keluar menjelang kejuaraan dunia bolasepak di Mesir yang akan berlangsung pada 24 September nanti setelah Ramadhan berakhir. Fatwa ini telah memicu kemarahan kelompok-kelompok Islam di negara itu.
Dar al-Ifta, jabatan agama negara Mesir yang memiliki autoriti untuk menjelaskan dan mengeluarkan fatwa-fatwa agama dilaporkan telah mengizinkan para pemain pasukan nasional Mesir untuk membatalkan puasa mereka, agar “latihan tidak terganggu dalam persiapan pertandingan bolasepak di bawah umur 20 tahun,” jelas Alaa Abdel Aziz kepada AFP.
Nasib baik para pemain menolak fatwa tersebut. Mereka tetap meminta untuk terus menjalankan ibadah puasa.
Dar al-Ifta menegaskan fatwa tersebut berasaskan kepada "seorang pemain yang terikat pada klausa kontrak, wajib untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemain dan jika bermain bolasepak ini adalah sumber pendapatannya dan dirinya harus ikut serta dalam pertandingan sepanjang bulan Ramadhan dan dengan berpuasa mempengaruhinya selama ia bertanding - maka ia dibolehkan untuk membatalkan puasa,” kata jurucakap Dar al-Ifta Ibrahim Nigm kepada AFP.
Pendapat lembaga fatwa Mesir menyatakan bahawa "bagi mereka yang melakukan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga dan dapat menyebabkan tubuhnya menjadi lemah karena berpuasa, maka boleh membatalkan puasanya," kata Nigm.
Namun fatwa ini menyebabkan barisan ulamak Al-Azhar mengeluarkan pernyataan mereka yang menentang dan mencela fatwa yang membolehkan tidak berpuasa tersebut.
"Bermain bola tetaplah bermain bola, dan bukan merupakan bahagian penting dari kehidupan yang dapat membenarkan seseorang tidak berpuasa dan membatalkan puasa Ramadhan.”
0 comments:
Post a Comment