Champion Gaya AL-FATEH - Mempercantik Rumah Abadi


Tatkala seseorang memasuki rumah baharu, dia akan mencatnya dengan warna yang indah, melengkapinya dengan permaidani, menghiasnya dengan bunga atau lukisan kaligrafi. Juga perkakas lainnya yang menjadi keperluan dan pengisi kelengkapan sebuah rumah. Perkakas dan perhiasan itu seringkali berganti apalagi jika dia merasa akan tinggal lama di rumah tersebut.

Berapa lamakah kita tinggal di sebuah rumah? Tentu ada batas akhirnya, dan nantinya kita akan menempati sebuah rumah lain yang menjadi tempat ‘tidur panjang’ kita.

Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa ingat dengan rumah abadi yang akan didatanginya, sehingga dia tergerak untuk mengisi dan menghiasnya sejak masih di dunia. Namun tentunya bukan sebagaimana yang dilakukan manusia terdahulu, yakni dengan membawa keperluan ke dalam kubur, ataupun menghias kubur dengan marmar, emas dan barang berharga. Ingat raja-raja Mesir kuno terdahulu dan orang-orang yang mengikutinya pada zaman sekarang?

Tetapi yang dimaksud mempercantik rumah adalah dengan memperbanyak solat, ditambah dengan solat yang sunat, puasa, zikir, bacaan al-Quran dan akhlak yang luhur seperti sabar, takwa, yakin juga takut, dan berharap, tawakal dan lain-lain amalan untuk akhirat.

Hendaknya juga akhlak tersebut keseluruhan dipagari dengan ikhlas. Inilah yang dimaksud mempercantik rumah yang diperintahkan itu, agar senantiasa kita bahagia di dalamnya. Apabila ada azab yang akan hancurkan kebahagiaan itu, maka amal-amal akan berdiri kukuh di hadapannya untuk membelanya dan menghalangi terpaan azab yang akan membakar dinding yang kukuh itu. Sebagaimana termaktub dalam hadis sahih tentang orang mukmin, ketika dimasukkan kedalam kubur:

“Didatangi dari kepalanya, maka solat berkata, ‘Tidak ada pintu masuk dariku.’ Kemudian didatangi dari arah kanannya, maka puasa berkata, ‘Tidak ada pintu masuk dariku.’ Kemudian didatangi dari arah kedua-dua  kakinya, maka berkatalah amal kebajikan yang berupa sedekah, kebajikan dan kebaikan kepada orang lain, ‘Tidak ada tempat masuk padaku’.” (Hadis riwayat Thabarani dalam kitab al-Ausath, Majmu as Zawaid, dinilai Hasan oleh al-Haithami)

Demikian keadaan orang mukmin yang selalu mempersiap diri menghadapi kehidupan akhirat. Pantang menyerah pada rasa lemah ketika puasa, tangguh melawan kantuk saat qiam di malam hari, teguh saat menghadapi pujuk rayu syaitan dan keras dalam melawan musuh-musuh Islam. Sebab dia sedar bahawa hanya dengan amnlan-amalan itu dia dapat mempercantik dan menghiasi  rumah yang akan ditempati selamanya, yakni di syurga.

** Oleh Syeikh Abdul Hamid Al-Bilali.

0 comments:

LUSIANA CATERING: HALAL food and catering services.

Komentar dari pembaca di Goodreads | This is one good book. I’ve read one by this author before,Perang Armagedon, which...

Posted by Web Sutera on Friday, 4 March 2016

Copyright © 2013 - WebSutera.com - is proudly powered by Blogger